Jejak Pemburu di Rumah Badak

Jejak pemburu liar bermula dari temuan jerat kabel sling di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sempat membuat gaduh Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

jerat sling pemburu liar
Jerat Pemburu Liar | Dok: Istimewa

Ukurannya jerat itu setinggi leher dan lokasinya di jalur jelajah badak jawa. Diduga kuat jerat itu ditujukan untuk menjebak satwa liar yang hampir punah itu.

capcus rahmat hidayat ujungjaya
Rahmat Hidayat | Foto: K.C.Laia / betahita.id

Warga Desa Ujungjaya, Rahmat Hidayat atau kerap disapa Capcus, mengaku temuan itu itu membuat was-was warga karena hampir seisi desa sudah lama terlibat dengan kegiatan konservasi badak jawa.

Badak jawa yang bukan sekedar menjadi ikon TNUK melainkan juga soal kelestarian wilayah ujung barat Pulau Jawa itu.

Kemarin temuan jerat itu sempat gempar karena warga disini sangat paham untuk melindungi badak,” ucapnya ketika dijumpai di Ujungjaya, Pandeglang, Banten pada 15 April 2023.

Capcus sendiri pernah, selama bertahun-tahun, terlibat bersama memonitor badak jawa. Tim ini bertugas untuk merawat camera trap dan mengganti memory card kamera pengintai badak itu. Belakangan tim semacam ini dikelola oleh TNUK dengan nama Rhino Monitoring Unit (RMU).

Pengalamannya menekuni badak di Ujung Kulon cukup panjang. Capcus sering mengantar peneliti hingga turis untuk membuntuti badak.

Laporan Auriga Nusantara berjudul ‘Badak Jawa di Ujung Tanduk: Langkah Mundur Konservasi di Ujung Kulon’ menunjukkan gambar jerat ini dengan ukuran setinggi leher badak, atau setidaknya terhadap mamalia besar lainnya.

TNUK sendiri menjadi rumah bagi mamalia yang dilindungi lainnya seperti banteng jawa (Bos javanicus), rusa timor (Rusa timorensis), kijang (Muntiacus muntjak) macan tutul (Panthera pardus melas), dan macan dahan (Neofelis diardi).

Peneliti Auriga, Riszky Is Hardiyanto, menyebutkan besar kemungkinan jika pemasang jerat menyasar badak. Dugaan ini tidak hanya melihat ukuran saja, melainkan juga letaknya yang berada di wilayah jelajah badak.

“Ini kekhawatiran kami terbesar karena TNUK merupakan satu-satunya tempat badak jawa yang hidup di alam liar. Jika benar maka mereka kini berada dalam ancaman perburuan,” jelasnya.

Badak jawa terdiri atas 3 subspesies, yakni badak myanmar (Rhinoceros sondaicus inermis), badak vietnam (Rhinoceros sondaicus annamiticus), dan badak banten (Rhinoceros sondaicus sondaicus). Pada tahun 1920 badak myanmar punah, disusul badak vietnam 90 tahun kemudian. Badak jawa tersisa adalah subspesies badak banten yang hanya tersisa di TNUK, Banten.

Menurutnya bentuk jalinan jerat itu khas dengan perburuan yang ada di Sumatera, seberang TNUK. Identifikasi ini menjadi salah satu petunjuk jika ada aktivitas ilegal yang dilakukan di TNUK.

Laporan Auriga memampang enam gambar hasil jepretan kamera jebak yang menunjukkan tujuh orang bersenjata api di dalam TNUK di rentang 2021-2022.

Senjata api itu diperkirakan jenis senapan locok atau senapan api rakitan yang cara kerjanya seperti musket, yakni dengan memasukkan bubuk mesiu ke dalam laras kemudian dipadatkan dan menggunakan pelor timah bulat.

Berita selengkapnya dapat anda baca di situs betahita.id

Postingan Terkait